Iran dan negara-negara teluk sepakat untuk menjajaki kemungkinan membentuk pakta pertahanan bersama Iran-Teluk yang akan memayungi keamanan dan pertahanan di kawasan Teluk.
“ sebuah komisi bersama telah dibentuk untuk mempersiapkan pembentukan pakta pertahanan bersama yang beranggotakan Iran dan negara-negara Teluk” ungkap Sekjen Dewan Kerjasama Negara-Negara Teluk (GCC), Abdurrahman bin Hamad Atiah dalam jumpa persnya setelah bertemu Menlu Iran Minosher Muttaki di Teheran kemarin.
Dalam kesempatan itu, Sekjen GCC menegaskan keberadaan organisasi regional dibidang keamanan menjadi hal yang sangat penting, khususnya menghadapi situasi keamanan di kawasan yang tidak stabil.
Kendala
Para analis mengatakan rencana pembentukan pakta pertahanan bersama ini merupakan langkah yang maju, terutama untuk mempersatukan dunia Islam. Negara-negara teluk merupakan kumpulan negara-negara kaya yang memiliki sumber daya finansial cukup besar, sementara Iran adalah negara yang memiliki pengaruh cukup penting di kawasan asia tengah. Dengan adanya pakta pertahanan bersama ini, diharapkan akan mengurangi ketergantungan negara-negara Teluk kepada negara-negara Barat, khususnya AS dibidang keamanan dan persenjataan.
Namun demikian, rencana tersebut tampaknya akan menghadapi kendala dengan adanya konflik 3 pulau antara Iran dan Uni Emirat Arab. Sejak tahun 1971, Iran mengklaim 3 pulau di dekat Selat Harmous yakni Thum Sughro, Tumb Kubro dan Abu Mousa miliknya. Sementara Uni Emirat Arab, yang termasuk anggota Dewan Kerjasama Teluk, juga mengklaim ketiga pulau tersebut termasuk bagian dari teritorialnya.
GCC merupakan organisasi regional negara-negara kawasan Teluk yang beranggotakan Saudi Arabia, Kuwait, UEA, Oman, Bahrain dan Qatar. [syarif/alj/www.suara-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar