Sudah menjadi rahasia umum, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjadi alat perpanjangan tangan AS dan Barat untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan politik dan ekonomi mereka. Ketua Dewan Umum PBB yang baru, Miguel Diskoty Brookman mengecam peran dan perilaku DK PBB yang dinilainya sebagai alat negara-negara Barat untuk menguasai organisasi internasional terbesar di dunia ini.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam sidang ke-63 sesi Dewan Umum PBB di New York pada Rabu Rabu (17/9). Miguel Diskoty, yang juga mantan pendeta Khatolik asal Nikaragua itu, menyerukan perlunya dilakukan perubahan sistem organisasi ke arah yang lebih demokratis dan memberikan persamaan hak bagi seluruh negara-negara anggota. Untuk itu, Miguel meminta dilakukan pertemuan tingkat tinggi untuk menghentikan terus meluasnya hegemoni negara-negara barat dalam organisasi PBB, khususnya dalam Dewan Keamanan PBB.
Menurut Miguel, Bank Dunia dan IMF tunduk dan dikendalikan oleh kebijakan AS dan negara-negara Eropa. Kedua lembaga keuangan dunia ini dalam prakteknya digunakan sebagai alat untuk menguasai perekonomian global. “Masyarakat dunia saat ini merasakan kegundahan terhadap peran kedua lembaga ini, maka kami menekankan perlunya perubahan keadaan,” lanjut Miguel.
Miguel juga mengkritik masalah demokratisasi dalam organisasi PBB yang dikatakannya tanpa makna dan substansi dengan masih eksisnya hak veto yang dimiliki oleh 5 negara-negara besar. “Beberapa negara pemilik hak veto merasa bahwa segala apa yang dilakukannya akan dapat terlepas dari tanggung jawab atau sangsi sehingga mendorong sikap arogansi,” kata Miguel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar