Barack Obama akhirnya memenangkan pilpres AS dan menjadi Presiden AS pertama dari keturunan kulit hitam. Sejumlah pendukung Obama terlihat merayakan kemenangan itu di Chicagho setelah beberapa media AS mengumumkan kemenangannya di beberapa daerah pemilihan di California.
Seperti dikutip dari berbagai media AS, Barack Obama memperoleh 324 suara KOmisi Pemilu, atau melebihi batas minimal yang ditentukan yakni 270 suara. Kubu Capres dari Partai Republik, Jhone Maccain telah mengakui kekalahan itu. Dalam pidatonya di Arizona, Maccain mengatakan telah menelpon Obama dan menyampaikan ucapan selamat dan berjanji akan bekerjasama dengannya.
Antusias Besar
Pilpres AS kali ini disambut antusias yang besar dari masyarakat AS. Laporan koresponden Aljazeera di Virginia mengatakan besarnya antusias masyarakat AS terlihat dari banyaknya antrian para pemilih yang akan memberikan hak suaranya di tempat-tempat pemungutan suara. Bahkan mereka rela menunggu berjam-jam untuk bisa memberikan suaranya.
Beberapa media AS menyebutkan jumlah prosentase partisipasi rakyat mencapai 75 -80 persen di daerah-daerah. Media Fox News mengatakan sebanyak 63 persen dari orang-orang yang pertama kali memberikan hak suaranya, memilih Barack Obama, sementara hanya 36 persen dari mereka yang memilih McCain.
Sementara di Chicagho, kubu partai Demokrat tengah mempersiapkan pesta kemenangan Obama di Green Park, Illinois.
Janji Perubahan
Dalam pidato kemenangannya di depan para pendukungnya di Chicago, Barack Obama mengatakan " perubahan akan datang dan terpilihnya dirinya sebagai Presiden AS merupakan jawaban bagi orang-orang yang meragukan kulit hitam bisa jadi Presiden. "AS adalah tempat segala hal mungkin terjadi," ungkapnya.
Obama memfokuskan pada tantangan dan kendala masa depan yang akan dihadapi AS.
"Jalan menghadapi tantangan itu sangat panjang dan penuh tanjakan, seraya mencontohkan AS kini menghadapi 2 front peperangan dan krisis ekonomi terburuk di abad ini," ungkapnya lagi.
Terkait dengan krisis ekonomi yang tengah menghantui AS, Obama mengatakan penyelesaian krisis tidak hanya semata melalui Wall Street, tapi juga harus memperhatikan rakyat biasa yang juga terkena imbasnya.
Terkait dengan kebijakan luar negerinya, Obama menegaskan bahwa AS akan memerangi siapa-pun juga yang memerangi Amerika dan akan berdamai dengan pihak manapun yang ingin menjalin perdamaian dengan AS.
Obama juga mengakui masalah perang di Irak dan Afghanistan sebagai kondisi yang pelik dan jalan menuju penyelesaiannya sangat sulit dan penuh tantangan.
"Penyelesaian kedua front peperangan itu tidak bisa hanya diselesaikan dalam waktu satu atau dua tahun, tapi mungkin dalam satu periode kepresidenannya," ungkapnya menambahkan.
Selanjutnya, Barack Obama akan melakukan sumpah jabatan sebagai Presiden AS ke-44 pada 20 Januari 2009 mendatang. [syarif/alj/www.suara-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar