My Favourite Pic

My Favourite Pic
Like a so much
Powered By Blogger

Simak Qur'an dengan hati yang tenang let's Go...

Lihat Tangal Sekarang Tuh,......biar gak lupa... okey..

Arsip Blog

Kamis, 30 Oktober 2008

Makam Ibunda Hawa yang Masih Kontroversi

Sejumlah jemaah umrah Iran memasuki kawasan kuburan tua di dekat Balad, Jeddah. Seperti dikomando mereka menuju sebuah pekuburan dengan batu nisan berwarna biru. Makam itu diklaim sebagai makan ibunda Hawa. Benarkah?

Hidayatullah.com—Sesungguhnya makam itu tak seperti layaknya makam biasa karena begitu panjang sampai mencapai sekitar 5 meter. Mereka percaya bahwa di sinilah ibunda kita semua, Hawa, dimakamkan ribuan tahun lalu. Tapi, adakah bukti yang menyatakan itu?

"Kami mendengar bahwa di sini makam Hawa," kata Minoo Ghadimkhani, 45, asal Iran "Karena itulah kami berziarah kemari," katanya, seperti dikutip AP.

Memang, tak ada penjelasan di mana Hawa atau Eva dimakamkan, termasuk kajian arkeologi. Bibel sendiri tak menjelaskan hal itu. Hanya beberapa indikasi memang bisa menunjuk ke arah sana. Misalnya, nama Jeddah sendiri yang bermakna nenek. "Ini memang legenda namun termasuk yang mendapat perhatian kalangan ahli," kata Sami Nawar, Dirjen Kebudayaan dan Turisme Kerajaan Arab Saudi. Nawar, termasuk banyak tahu dan ahli tentang sejarah Jeddah. Dia hampir menjadi rujukan dan langganan siapa saja yang ingin tahu tentang Jeddah, termasuk para wartawan. "Jeddah adalah kota yang sangat feminin, karena di sini ada Hawa," kata Nawar.

Dalam cerita, setelah Adam dan Hawa diusir Alhah dari surga mereka terpisah dan kemudian bertemu di Arafah, sekitar 70 kilometer dari Jeddah. Adam kemudian diperintah membangun Ka’bah.

Menurut ahli sejarah Hatoon al-Fassi, pada abad 9 Masehi, seorang sejarawan bernama Al-Fakihi menulis bahwa dua sahabat dekat Rasulullah, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas`ud pernah menyinggung makam Hawa di Jeddah. Rasululah wafat tahun 623. Ibnu Jubair, penulis abad 12 Masehi juga pernah menyebut hal tersebut. Namun, kini makam itu tak bisa secara tepat dikenali karena Kerajaan Arab tak membolehkan ziarah kubur.

William Dever, gurubesar studi ketimuran di Universitas Arizona, Amerika Serikat (AS), yang juga dikenal sebagai arkeolog, menyatakan tak ada bukti kuat yang mendukung ke arah sana.

"Repotnya semua ini telah menjadi legenda dan mitos yang kami tak bisa menerimaya," katanya.

Masalah waktu yag sangat panjang, menyulitkan dilakukannya penelitian. Menurut Dever, banyak sekali makam di Timur Tengah yang menunjuk pada tokoh masa lalu yang belum bisa dilacak secara ilmiah kebenarannya. Misalnya, makam Nabi Ibrahim, terdapat di mana-mana di Timur Tengah. Ada yang menyatakan di Israel, Tepi Barat, atau Yordania.

Ahmed Bakoudij, seorang mekanik berusia 32 tahun mengaku sejak kecil mendengar makam Hawa di sekitar kampung mereka. Bahkan ia menamakan bengkelnya dengan nama Bengkel Hawa.

"Tak seorang pun percaya tentang makam Hawa. Dan saya tak mudah percaya sebelum melihat dengan mata kepala sendiri," katanya.

Menurut Saleh Ba-Aqeel, ratusan bahkan ribuan jemaah asal Iran, Indonesia, dan negara lainnya selalu menyempatkan berziarah ke Makam Hawa, terutama setelah musim haji. Namun, mereka bisa tertipu soal kebenaran ini.

"Ketika mereka bertanya kepada saya tentang kebenaran makam Hawa, saya hanya bisa menjawab: Allahu alam," kata Ba-Aqeel. [ihj/www.hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

Syukron Jazamululloh.......Hadanalloh waiyyakum....